
FK Unair Beri Keterangan Prihatin: 6 Kejadian yang Mengguncang Dunia Kesehatan
,
Jakarta
– Profesor utama, dosen, mahasiswa, serta lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mengekspresikan kekhawatiran mereka tentang sektor kesehatan. Para individu tersebut melakukan unjuk rasa keprihatinan di area depan gedung FK Unair.
FK Unair
, Selasa 20 Februari 2025.
Acara itu diadakan menjelang petang. Peserta aksi seragam memakai pakaian atas warna putih. Beberapa profesor terkemuka serta dosen ikut naik ke panggung untuk menyampaikan pidato.
Dekan FK Unair Budi Santoso saat menyampaikan pidatonya menjelaskan bahwa kondisi pendidikan kedokteran belum optimal selama dua tahun terakhir. Berbagai perubahan telah mempengaruhi sektor ini sehingga merendahkan standar mutu lulusannya.
“Sebelumnya, sistem pendidikan kita telah menunjukkan hasil dalam mencetak dokter-dokter berprestasi. Kami tentu tidak akan menerima penurunan standar kualitas,” kata Prof Bus, atau yang lebih dikenal sebagai Budi Santoso.
Menurutnya, kegiatan kali ini diselenggarakan sebagai ungkapan aspirasi guna menemukan solusi bagi kemajuan pendidikan kedokteran di Tanah Air. Apalagi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga sudah ada selama lebih dari satu abad dan melahirkan banyak tenaga medis yang handal.
Di samping itu, mereka turut terpikirkan oleh sejumlah kebijakan yang ada.
Kemenkes
Yang dipandang sebagai tindakan sepihak dan otoriter adalah salah satu pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan yang dianggap membahayakan kemerdekaan profesi, terutama berkaitan dengan kontrol atas kolegium. Sebelumnya, pengendalian tersebut dimiliki oleh tingkatan bawah dalam organisasi profesi.
Selain itu, keputusan mengenai perpindahan dokter serta pencabutan program pendidikan spesialis di beberapa fakultas kedokteran belakangan ini pun menjadi sorotan. Kedua masalah tersebut dinilai dilakukan secara sepihak tanpa adanya penilaian atau evaluasi terlebih dahulu.
“Jika kita tercampur-baur, kita tidak dapat memberikan pelayanan dengan optimal,” ungkap alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, dr Poedjo Hartono SpOG (K).
Para pendemo yang menyebut diri mereka sebagai Arek Kedokteran Suroboyo juga mengeluarkan enam poin terkait deklarasi sikap dan tuntutan. Pernyataannya adalah sebagaimana berikut:
1. Menolak dengan tegas segala bentuk pengambilalihan kendali kolegium yang independen ke Kementerian Kesehatan sebagaimana diindikasikan dalam turunan peraturan dari UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
2. Mengutuk keras tindakan modifikasi unilateral serta penahanan Proses Pendidikan di Rumah Sakit Utama Pendidikan Program Studi Dokter Spesialis yang terjadi tanpa adanya keterbukaan dan keadilan dalam pelaksanaannya.
3. Mendesak berhentinya dengan cepat narasi publik yang menjelek-jelekan dan mengisolir profesi dokter, hal ini disebabkan karena tindakan tersebut telah dilakukan secara sistematik oleh petugas dari Kementerian Kesehatan.
4. Meminta kembali tinjauan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan serta aturan pelaksanaannya yang mungkin mengganggu struktur pendidikan kedokteran yang sudah tertata dengan baik.
5. Mengajukan secara jelas untuk diselenggarakannya dialog nasional yang sejajar dan berintegritas antara Departemen Kesehatan, Asosiasi Profesi Dokter, serta Lembaga Pendidikan Kedokteran.
6. Mendesak untuk mengembalikan aktivitas pendidikan di RS Pendidikan Utama Prodi Pendidikan Dokter Spesialis yang telah ditahan tanpa alasan serta memastikan perlindungan hukum bagi lembaga pendidikan medis dari campur tangan politik.